Minim, Pemahaman Akuntan terhadap Standar Akuntansi
Internasional
|
Selasa, 18 Januari 2011 07:44
|
Pemahaman
tenaga akuntan di Indonesia terhadap standar akuntansi internasional masih
minim. Minimnya pemahaman tersebut disebabkan pengetahuan mengenai istilah
akuntansi juga masih terbatas. Di samping itu, para akuntan juga masih
kesulitan untuk mengadaptasi dan mengadopsi standar akuntansi internasional.
Untuk itu, penyusunan kamus akuntansi Indonesia yang dapat mengadopsi standar-standar
akuntansi Internasional mendesak untuk dibuat.
"Pemahaman
para akuntan terhadap standar-standar akuntansi internasional masih minim
sehingga kamus akuntansi Indonesia mendesak untuk dibuat," kata Prof.
Dr. Indra Bastian, M.B.A., Akt., di sela-sela acara Pelatihan Internasional
"Training for Trainers" IFRS dan Penyusunan Kamus Akuntansi
Indonesia, yang digelar di Ruang BRI Lt. 3 Program M.Si. dan Doktor Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UGM, Senin (17/1).
Indra
Bastian menambahkan sampai saat ini memang belum ada kamus akuntansi
Indonesia. Padahal, konvergensi terhadap Internasional Financial Reporting
Standards (IFRS) membawa dampak yang luas terhadap pengembangan akuntansi di
Indonesia, baik secara praktik maupun akademik. Konvergensi ini memengaruhi pakem
teori akuntansi di Indonesia, yang berdampak pada perubahan dalam penyusunan
laporan keuangan entitas.
Terlebih
lagi, dominasi para praktisi yang tergabung dalam Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) membuat adaptasi IFRS hampir tanpa filter. Di sisi lain, kendala
perbedaan bahasa dan interpretasinya pada berbagai standar akuntansi juga
menjadi urgen dan tantangan tersendiri di Indonesia. "Kendala dan
tantangan lain adalah interpretasi serta kendala bahasa dalam mengadopsi IFRS
oleh para akuntan yang hampir tanpa filter. Kalau jumlah akuntan di
Indonesia, saya rasa sudah mencukupi," tutur dosen Jurusan Akuntansi FEB
UGM ini.
Sehubungan
dengan hal itu, Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) UGM dan
IFRS Centre of Excellence serta PricewaterhouseCoopers mengadakan acara
pelatihan internasional ini. Acara yang diikuti oleh sekitar 100 pengajar
akuntansi di berbagai universitas seluruh Indonesia ini diadakan pada 17-22
Januari 2011.
Pelatihan
ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang tepat dan mendalam tentang
IFRS. Selain itu, peserta akan dilibatkan untuk menjadi kontributor
penyusunan draf Kamus Akuntansi Indonesia. "Draf Kamus Akuntansi
Indonesia akan dijadikan pedoman dalam menginterpretasikan bahasa
akuntansi," imbuhnya.
Selain
dilibatkan dalam penyusunan Kamus Akuntansi Indonesia, para peserta akan
mendapatkan berbagai materi, seperti akuntansi keuangan menengah, akuntansi
keuangan lanjutan, dan teori akuntansi. Mereka juga akan memperoleh
bebeberapa sertifikat sekaligus, baik dari P2EB UGM, IAI DIY, IFRS Centre of
Excellence maupun PricewaterhouseCoopers.
Pembicara
yang dihadirkan dalam pelatihan ini, antara lain, Prof. Dr. Slamet Sugiri,
M.B.A. (Ketua Jurusan Akuntansi FEB UGM), Prof. Dr. Suwardjono, M.Sc. (Guru
Besar Teori Akuntansi), Dr. Setiyono Miharjo, M.B.A. (Anggota Dewan Standar
Akuntansi Keuangan IAI), Djohan Pinnarwan, S.E., BAP (partner PwC), dan Dudi
Kurniawan, S.E., Ak., M.B.A. (Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI).
Sumber:
Satria AN
|
OPINI:
Berdasarkan artikel
yang berjudul “Minim, Pemahaman Akuntan
terhadap Standar Akuntansi Internasional”, dapat diperoleh informasi yaitu bahwa
pemahaman para akuntan di Indonesia terhadap Standar Akuntansi Internasional
masih dikategorikan minim. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah adanya kendala perbedaan bahasa dan interpretasi, termasuk juga dominasi para praktisi yang
tergabung dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), membuat adaptasi IFRS hampir
tanpa filter. Padahal, konvergensi terhadap Internasional Financial Reporting
Standards (IFRS) membawa dampak yang luas terhadap pengembangan akuntansi di
Indonesia, baik secara praktik maupun akademik. Konvergensi ini memengaruhi
pakem teori akuntansi di Indonesia, yang berdampak pada perubahan dalam
penyusunan laporan keuangan entitas. Maka pembuatan kamus Akuntansi Indonesia, diharapkan
dapat menjadi suatu solusi untuk mengatasi minimnya pemahaman para Akuntan
Indonesia terhadap standar akuntansi internasional agar dapat tetap berkembang
seiring dengan berkembangnya standar akuntansi internasional.
Sumber: http://feb.ugm.ac.id