Fauziyah
22209515
/ 4EB11
Akuntansi Inflasi
Memahami mengapa laporan keuangan memiliki
potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan
pengukuran ini mendistrosi
a. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data
seri waktu histories
b. Anggrana
yang menjadi dasar pengukuran kinerja
c. Data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan
Laba
yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
a. Kenaikan dalam proporsi pajak
b. Permintaan dividen lebih banyak dari pemgang saham
c. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
d. Tindakan yang
merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar)
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi
secara eksplisit berguna dilakukan karena beberapa alasan :
a. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan
keadaan yang dihadapi sutu perusahaan
b. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga
bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut
c. Laporan dari para manager mengenai permasalahan yang disebabkan
oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun inflasi melambat, akutansi
perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif
inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi signifikan.
Mengetahui istilah-istilah akuntansi inflasi
dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan
a. Atribut. Karakteristik
kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akutansi. Contoh:
biaya histories atau biaya penggantian merupaka atribut suatu aktiva
b. Penyesuaian biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk
perubahan dalam harga tertentu
c. Kekayaan yang dapat dihapuskan. Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang
dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih
d. Mekanisme Penyesuaian. Manfaat berupa keuntungan daya beli pemegang
saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak
perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan
aktiva tersebut didanai melalui utang
e. Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah mata uang yang telah disesuaikan
terhadap perubahan dalam tingkat harga umum
f. Keuntungan
kepemilikan suatu investasi. Kenaikan nilai biaya kini suatu
aktiva nonmoneter
g. Hiperinflasi.
Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu
perekonomian meningkat sebesar lebih dari 25% pertahun
h. Inflasi. Kenaikan
dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
i. Aktiva
moneter.
Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau
piutang usaha
j. Keuntungan
Moneter.
Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban
moneter selama periode inflasi
k. Kewajiban
moneter.
Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti
utang usaha atau uang dengan suku bunga yang tetap
Menentukan perbedaan model akuntansi biaya
terkini dan konvensional
Secara umum, dalam akuntansi konvensional,
laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa
hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui
adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus.
Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode
inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada
periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap
dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai
pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai
sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan
mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam
rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah
prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai
historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan
akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa
argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga
umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian
mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan
keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan
akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
Memahami pelaporan keuangan dalam perekonomian
hiperinflasi
ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi merupakan adopsi dari IAS 29 Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies. IAS 29 ini berkaitan dengan penyajian kembali
laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi dalam mata uang pelaporan
entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan entitas disajikan dalam
unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Selain itu, pos-pos terkait
di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode
pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter neto diakui dalam laporan laba
rugi dan diungkapkan terpisah.
Mengetahui apakah dolar konstan atau biaya
kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi
Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat
empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
a. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang
lebih mengukur pengaruh inflasi.
b. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan
kerugian inflasi.
c. Akuntansi inflasi luar negeri.
d. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Sumber : http://sundari9119.blogspot.com/