Fauziyah
22209515
/ 4EB11
Translasi Mata Uang Asing
Alasan-Alasan Untuk Melakukan Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang
signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memeungkinkan para pembaca
laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistik atas operasi perusahaan, baik
domestik dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan perusahaan
luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan
mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan
dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Masalah yang berkaitan dengan translasi mata
uang,yaitu:
a. Fakta bahwa nilai relative mata uang asing
jarang sekali ditetapkan.
b. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan
dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan
perlakuan atas keuntungan dan kerugian transalasi, membuat perbandingan hasil
keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu
perusahaan yang sama dari satu periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini
merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan
pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.
c. Untuk mencatat transaksi mata uang asing,
mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh mata uang dan berkomunikasi
dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.
d. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan
kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu
perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan
(pelaporan) juga berubah.
Akhirnya, skala investasi internasional yang
meluas meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi akuntansi mengenai
suatu perusahaan yang berdomisili di suatu negara kepada pengguna di negara
yang lain. Kebutuhan ini timbul pada saat suatu perusahaan bermaksud untuk
mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar negeri bermaksud untuk melakukan
akuisisi atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin mengkomunikasikan
hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang saham asingnya.
Latar Belakang dan Terminologi
Translasi tidak sama dengan konversi, yang
adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneterr, seperti halnya sebuah neraca yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo dalam mata uang asing
ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs
nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan
dalam mata uang lainnya.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar
spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya
harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh
dengan mengalikan saldo dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung
dengan membagi saldo mata uang asing dengan kuotasi tidak langsung. Transaksi pada
pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang
dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa
depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari
kurs spot. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau
penjualan spot dan pembelian forward atas suatu mata uang secara bersamaan.
Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari
tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing sembari dalam
kesempatan yang sama melindungi diri dari pergerakan yang tidak menguntungkan
dari kurs nilai tukar valuta asing.
Permasalahan
Jika kurs nilai tukar relatif stabil,
translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan inci
atau kaki menjadi nilai ekuivalennya dalam unit metrik. Namun demikian, kurs
nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara-negara industry maju
menemukan nilainya secara bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang
berfluktuasi secara khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa
bagian Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang
dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian
mata uang asing. Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan
tingkat inflasi lokal.
Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Ketiga nilai tukar berikut dapat digunakan
ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang
domestik, yaitu :
a. Kurs kini (current), adalah kurs nilai tukar
pada saat tanggal laporan keuangan.
b. Kurs historis (historical), adalah kurs nilai
tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau
ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Umumnya
mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing
dalam laporan berdenominasi mata uang domestik. Penggunaan kurs nilai tukar
historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian translasi
mata uang asing, yaitu dari kenaikan atau penurunan dalam ekuivalen dolar saldo
mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasiantar periode
pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian
translasi.
c. Kurs rata-rata (avarage), adalah rata-rata
sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar
historis.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat
suatu perusahaan membeli atau menjual barang, dengan pembayaran yang dibuat
dalam mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan mata
uang asing. Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam
mata uang perusahaan pelapor. Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang
pertama keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul
ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda
dengan nilai tukar yang digunakan pada saat penyelasian. Jenis kedua
penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum
terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi
diselesaikan.
Kurs nilai tukar yang berfluktuasi menyebabkan
timbulnya beberapa isu utama dalam akuntansi untuk translasi mata uang asing:
1) Kurs nilai tukar manakah yang harusnya
digunakan untuk mentranslasikan saldo dalam mata uang asing ke dalam mata uang
domestik?
2) Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
yang manakah yang beresiko terhadap perubahan nilai tukar?
3) Bagaimana sebaiknya keuntungan dan kerugian
translasi harus dicatat?
Transaksi Mata Uang Asing
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi
mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau
menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing.
FAS No. 25 merupakan pernyataan standar
akuntansi untuk mata uang asing yang berisi :
a. Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap
aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi
dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional
perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang
berlaku pada tanggal tersebut.
b. Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo
tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional
perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs
nilai tukar terkini.
Berdasarkan hal ini, penyesuaian kurs nilai
tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang telah
terjadi ) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar di antara
tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun
sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau
kerugian dari transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan
antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan
keuangan.
FASB menolak pandangan yang menyatakan bahwa pembedaan
perlu dibuat antara keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah
diselesaikan dan yang belum diselesaikan, karena pembedaan seperti itu tidak
dapat diterapkan dalam praktik. Terdapat dua perlakuan akuntansi atas
keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan.
Perspektif Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif tramnsaksi tunggal,
penyesuaian niali tukar (baik yang sudah diselesaikan atau belum) diperlakukan
sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis
bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua transaksi,
penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari
penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut.
Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan yang beroperasi secara
internasional menggunkan berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi dalam mata
uang domestik. Metode translasi ini dapat diklasifikasikan, yaitu:
a. Metode Kurs Tunggal
Metode kurs tunggal, yang sudah lama popular
di Eropa, menerapkan satu kurs nilai tukar yaitu kurs terkini atau kurs
penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban
dalam mata uang sing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar
yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian, untuk
memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata
tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan
metode ini, laporan keuangan sebuah operasi asing (yang dipandang oleh induk
perusahaan sebagai perusahaan otonomi) memiliki domisili pelaporannya sendiri,
lingkungan mata uang local di mana perusahaan afiliasi asing melakukan
usahanya.
b. Metode Moneter – Nonmoneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk
menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter
ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter (aktiva tetap,
investasi jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dengan menggunakan kurs
historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur
yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-nonkini. Namun demikian,
perlu diperhatikan bahwa, metode moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi
skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat
menghasilkan hasil yang kurang tepat.
c. Metode temporal
Dengan menggunakan metode temporal translasi
mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian uang nilai
tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan
hanya mengubah unit pengukuran.
Kurs Kini yang Tepat
Kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode
translasi mengacu pada historis dan kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan
dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa Negara menggunakan kurs
nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini, harus
dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternative
yang disarankan adalah: (1) kurs pembayaran deviden, (2) kurs pasar bebas, dan
(3) kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait
dengan kegiatan impor atau ekspor.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
a. Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba
periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari
proses penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari
aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak
berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas
asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukan penyesuaian
seperti itu ke dalam laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian
translasi harus diakumulasi secara terpisah sebagai bagian ekuitas
konsolidasi.
b. Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait.
c. Penangguhan Parsial
Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk keuntungan
atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin
setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan.
Meskipun terdengar konservatif, penangguhan keuntungan translasi semata-mata
hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
d. Tidak Ditangguhkan
Pilihan terakhir adalah untuk mengakui
keuntungan atau kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin,
pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apa pun bersifat palsu dan
cenderung menyesatkan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar